Sabtu, 29 September 2012

Mengapa Profesi PR Didominasi Wanita?



            Profesi public relations banyak dikuasai kaum wanita. Data dari Public Relations Society of America menunjukkan 85% public relations profesional di Amerika Serikat adalah wanita.

            Bukan hanya di Amerika saja, di berbagai belahan dunia pun profesi ini memang didominasi wanita. Hanya ada sedikit riset akademi dilakukan untuk mengetahui kenapa wanita banyak yang sukses menjadi PR. Pendapat dari sejumlah pakar yang bisa menjelaskan fenomena ini.

            Profesor komunikasi di Cal State Fullerton dan anggota dari Public Relations Society of America, Dennis Gaschen mengatakan, kemampuan wanita memang cocok dengan profesi PR dan dunia marketing. "Wanita menjadi PR yang bagus karena sebagai pelajar, mereka berkomunikasi, mengamati, mendengarkan dan menulis lebih baik (ketimbang pria-red)," jelas Gaschen seperti dikutip ocmetro.


            John Gladstone, seorang asisten profesor di Dodge College of Film and Media Arts, Chapman University, California menambahkan dibanding pria, wanita melakukan pendekatan berbeda pada klien baru. Pria yang juga CEO Gladstone International, sebuah perusahaan PR itu mengatakan hal tersebut sesuai dengan pengamatannya selama bertahun-tahun.


            "Pria biasanya lebih berorientasi pada penjualan dan layout. Aku tahu solusinya dan kita bisa melakukannya," ujar Gladstone menirukan ucapan para pria. "Sementara wanita lebih ke hal-hal seperti 'Menyenangkan sekali bertemu Anda dan bagaimana saya bisa membantu Anda? Apa yang Anda butuhkan," tuturnya menjelaskan.


            Gladstone menjelaskan lagi, wanita lebih sukses sebagai PR karena pada dasarnya kaum hawa adalah pembicara dan pendengar yang baik. "Mereka juga punya sesuatu yang sangat penting: empati," jelasnya.


            Tak hanya itu saja, Gladstone melihat wanita juga lebih pandai dalam menjaga dan memelihara hubungan baik dengan klien, baik dari sisi profesional maupun kehidupan pribadi. Di dunia PR dan marketing, hal itulah yang penting.


            "Isu besarnya bukan bagaimana mendapatkan klien baru, tapi justru bagaimana tetap menjaga klien tersebut. Semakin betah klien, akan semakin menguntungkan," urai Gladstone.             Linda Landers, pendiri dari Girlpower Marketing di Newport Beach menguatkan pendapat Gladstone tersebut. Ia mengatakan wanita bisa sukses menjadi seorang PR bukan hanya karena seluruh kemampuan yang sudah dipaparkan di atas.

Menurut Landers, salah satu hal yang juga menunjang keahlian wanita adalah keinginan mereka untuk selalu bertukar pikiran dengan orang lain.

            "Pria suka yang singkat, cepat. Mereka tahu apa yang mereka inginkan. Sedangkan wanita suka berbicara dengan orang lain, meminta pendapat, berbagi ide dengan orang lain," tuturnya.


            Landers menambahkan dunia PR juga lebih menguntungkan untuk wanita dari sisi karir karena menawarkan keseimbangan dan fleksiblitas. Pekerjaan tersebut bisa membuat wanita bekerja dari rumah dan punya waktu untuk mengurus anak.

            Nah temen-temen berarti bener ya kalau di kelas kita lebih banyak mahasiswi nya daripada mahasiswa nya. Hehehe… Bisa dihitung dengan jari lah, berapa laki-laki yang ada di kelas kita.

            Buat yang laki-laki kalian semua harus tetep semangat. Siapa tau salah satu diantara kalian bisa jadi seorang PR professional. Dan nanti nya dapat mematahkan anggapan yang ada selama ini.


Cheers!


Kelompok 1:

Arindita (D1610009)
Gitaloka (D1610037)
Selvi (D1610073)

GALAU, MONEY or STUDY


Hellooo guys ketemu lagi ni kitaaa . . . . . .
            Nah loooo lagi jamannya virus galau melanda ni. Eitsss tunggu dulu gak cuma galau ama cinta lho yaaa, INGET !!! *lemparkaca* bhahahaaaa.

“GALAU” itu sebenernya apa sih ??? makanan ??? makanan juga bukan terus apa dong guys, bentar bentar guweeeh jelasin atu atu yeee

            “GALAU”. mungkin semua orang pernah merasakan bagaimana rasanya galau. Galau akademis, galau belum punya pacar, galau keuangan, atau berbagai macam tipe galau lainnya. Betewe anywe buswe emang pada ngerti arti “GALAU” itu sebenernya apa ??? hayooo . Galau itu lebih menonjol kepada sebuah suasana pikiran yang sedang dilanda kebingungan, gimana udah pada paham kan sekarang.

Nih buktinya di UNS  *Universitas Sebelas Maret*tercinta, lagi pada GALAUU apaan yaaaa??????? Pada penasaran kan iya kaaaan ??????

            Niihhhh gue kasih tau “GALAU” apa sih yang lagi boommming di fisip khususnya anak komunikasi terapan, Gak lepas juga dari prodi Public Relations tercinta kitaa guys. Oke gak bisa dipungkiri sih yang namanya mahasiswa itu gak bisa jauh-jauh dari nyang namanyaaa fashioonnn dan eksis ya gak ya gak ???????Gak usah senyum-senyum dulu....

Ini nih masalahnyaaaaa !!!!!

            Walaupun kita sebagai anak d3 yang notabene gak begitu terlihat dikampus dan dengan jadwal yang gak begitu padet gak salah juga kale yaa kalau kita punya kerja parttime biar punya doku sendiri alias uang saku sendiri. Tapi kita gak boleh lupa juga tujuan utama kita kuliah itu mau ngapain?????
Jangan bilang cuma mau cari temen??? pacar???? atau gaya gayaan di kampus bla bla bla *eh
Hahahahaaaaaa just kidding guys.

            Mungkin karna itu kaleee yaa sekarang pada getoool bgt cari kerja partime gara-gara tuntutan penampilan, pengen eksis ataupun buat menuhin kebutuhan hidup yang glamour, eh tapi jangan salah kaprah dulu itu hanya minoritas ada juga yang cari kerja partime buat belajar cari duit sendiri atau bantuin ekonomi keluarganya, bangga juga kan dengan umur ya rata-rata 20 tahun bisa cari duit sendiri dan bantuin orangtua !!!
Taapii tapiiii . . . . . . . . . . .

            Mesti inget lho yaaa kalau pendidikan itu lebih penting walaupun nantinya Link itu memang mendukung karir yang selanjutnyaaaa.  Maka dari itu kita harus melalui proses yang benar kalau saat ini emang masih saatnya menuntut ilmu harusnya yang diprioritasin pendidikannya dong !!!!! 

            Gak seru kale yaa kalau kita sukses cari duit tapi ntar nilai kita di kampus ga sesukses waktu kita cari duit, malu dong udah pada cantik-cantik, keren-keren, famoouussss pulaaa tapi AQ nya jongkookkkk *upzzzz, Piiiizzzzzzz kaakkkaaakkkkkkk

Naahhhh disini niiihhhh waktunya kita “berubah” dari yang masih ababil jadi dewasaaaa  . . . . . . . . .ha? berubah ?  *berasa powerrangger :D

·                    Maka dari itu kita harus bisa smart biar semua itu bisa balance
            Inget kalau ada kemauan disitu ada jalaaannnn!!!!!!!!!!!!!!!

·        Nah kitanya tetep sukses di luar dan di dalem kampus apalagi tetep dong eksis dan famoous nilai kita juga tetep naik daoonn deh *artiskkalleeee
            Wwkwkwkwkwkkkkwwww . . . . . . . . .

            So yang namanya Galau Money or Study itu gaakkk jamaann lagiii  . . . . .
Hhuusss hhuuusssss sanaaa pergi jauuhhhhh jaauuuhhhhhhh
*tendanganalairvanbahdim*
Byee byeee GALAU …………

Yang Balance Emang Lebih Enak
*korbaniklan*

Kelompok 7 :
Annisa Dyah Supramita H (D1610007)
Resti Ayu R W (D1610067)
Trifian Hanggaristi (D1610075)


Membangun Komunikasi Dosen dan Mahasiswa


Dalam dunia pendidikan tujuan pendidikan akan tercapai dikala terdapat hubungan kemitraan yang baik, good partnership diantara civitas akademika, terutama dosen dan mahasiswa. Tidak ada kesenjangan, batas-batas yang mengahalangi dalam proses interksi dan komunikasi antara dosen dan mahasiswa akan menjadi faktor berjalan tidaknya proses transformasi ilmu pengetahuan. Maka dari itu komunikasi antara dosen dan mahasiswa sangat dibutuhkan untuk menciptakan hubungan yang baik antara keduanya.

Terkadang keadaan dan perilaku tidak berdaya dalam terciptanya good partnership terjadi karena faktor struktural dimana dosen berada diatas mahasiswa dan faktor kultural dimana mahasiswa harus “tunduk” pada dosen sehingga terbangunlah hubungan yang kaku dan tentunya tidak menguntungkan baik pada keduanya terutama tidak terbentuknya iklim akademik yang nyaman.

Seharusnya anggapan seperti itu harus segera dihilangkan,  agar mahasiswa tidak merasa  canggung untuk berkomunikasi dan dosen juga bisa menyampaikan materi dengan baik.

Di era globalisasi seperti ini komunikasi antara dosen dan mahasiswa tidaklah begitu sulit. Karena adanya teknologi yang semakin canggih menguntungkan keduanya untuk berkomunuikasi baik secara langsung maupun tidak langsung.

Bahkan tidak jarang dosen yang mempunyai akun facebook, twitter, blog, email dll. Dengan dosen mempunyai akun jejaring sosial mempermudah mahasiswa untuk berkomunikasi. Bisa saja untuk menanyakan tugas kuliah, bertanya tentang materi yang belum paham dan bahkan dosen juga bisa menginformasikan kepada mahasiswa adanya tugas kuliah, materi kuliah dll.

Adanya feedback antara dosen dan mahasiswa akan terjalin komunikasi yang baik bahkan memberikan dampak positif bagi keduanya. Dosen dan mahasiswa diharapkan selalu berkomunikasi agar tercipta hubungan yang harmonis antar keduanya menjadi good partnership.

Sekian tulisan dari kelompok kami, semoga bermanfaat bagi kemajuan kelas PR A 2010.

Kelompok 9 :
 
Delfika Agnilasari          D1610019
Nofik Lukman H             D1610059
Sely Wahyu                    D1610069

Jumat, 28 September 2012

Peran dan Fungsi Public Relations dalam Organisasi

Peran profesi public relations semakin bias tanpa adanya spesialisasi profesi sehingga diharapkan seorangpraktisi PR memahami perannya dengan baik, bukan hanya sekedar pelengkap kerja dan pekerjaan rangkap seorang sekretaris direksi. Konsep,peranan petugas PR yang dikembangkan oleh Broom, kemudian dikembangkan oleh Bromm danSmith (Dozier, 1992) Peran PR merupakan salah satu kunci penting untuk pemahaman fungsi PR dan komunikasi organisasi. .Ada beberapa fungsi dominan yang harus dilaksanakan seorang PR sejati antara lain berperan sebagai :
• Technician communication
Kebanyakan praktisi masuk ke bidang ini sebagai teknisi komunikasi. Deskripsi kerja dalam lowongan pekerjaan biasanya menyebutkan keahlian komunikasi dan jurnalistik, sebagai syarat. Teknisi komunikasi disewa untuk menulis dan mengedit newsletter karyawan, menulis news release dan feature, mengembangkan isi web, dan mengangani kontak media. Praktisi yang melakukanm peran ini biasanya tidak hadir disaat manajemen mendefinisikan problem dan memilih solusi. Mereka baru bergabung untuk melakukan komunikasi dan mengimplementasikan program, terkadang tanpa mengetahui secara menyeluruh motivasi atau tujuan yang diharapkan. Meskipun mereka tidak hadir saat diskusi tentang kebijakan baru atau keputusan manajemen baru, merekalah yang diberi tugas untuk menjelaskannya kepada karyawan dan pers.

• Expert Prescriber communication
Ketika para praktisi mengambil peran sebagai pakar/ahli, orang lain akan menganggap mereka sebagai otoritas dalam persoalan PR dan solusinya. Manajemen puncak menyerahkan PR di tangan para ahli dan manajemen biasanya mengambil peran pasif saja. Praktisi yang beroperasi sebagai praktisi pakar bertugas mendefinisikan probelm, mengembangkan program, dan bertanggung jawab penuh atas implemetasinya

• Communication facilitator
Peran fasilitator komunikasi bagi seorang praktisi adalah sebagai pendengar yang peka dan broker (perantara) komunikasi. Fasilitator komunikasi bertindak sebagai perantara (liason), interpreter, dan mediator antara organisasi dan publiknya. Mereka menjaga komunikasi dua arah dan memfasilitasi percakapan dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan dan menjaga agar saluran komunikasi tetap terbuka. Tujuannya adalah memberi informasi yang dibutuhkan oleh baik itu manajemen maupun publik untuk membuat keputuasan demi kepentingan bersama. Praktisi yang berperan sebagai fasilitator komunikasi ini bertindak sebagai sumber informasi dan agen kontak resmi antara organisasi dan publik. Mereka menengahi interaksi, menyusun agenda mendiagnosis dan memperbaiki kondisi-kondisi yang menganggu hubungan komunikasi di antara kedua belah pihak. Fasilitator komunikasi menempati peran di tengah-tengah dna berfungsi sebagai penghubung antara organisasi dan publik.

• Fasilitator Pemecah Masalah
Ketika praktisi melakukan peran ini, mereka berkolaborasi dengan manajer lain untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah. Mereka menjadi bagian dari tim perencanaan strategies. Kolaborasi dan musyawarah dimulai dengan persoalan pertama dan kemudian sampai ke evaluasi program final. Praktisi pemecah masalah membantu manajer lain untuk dan organisasi untuk mengaplikasikan PR dalam proses manajemen bertahap yang juga dipakai untuk memecahkan problem organisasional lainnya.

Spesialisasi dunia kerja 
Sedangkan peran dalam pekerjaan itu sendiri tidak bisa dianggap mudah membuthkan adanya ketelitian dan keuletan sehingga menghasilkan pencapaian yang maksimal yang antara lain : 

 Menulis dan Mengedit: Menyusun rilis berita dalam bentuk cetak atau siaran, cerita feature, newsletter untuk karyawan dan stakeholder ekternal, korespondesi, pesan website dan pesan media online lainnya, laporan tahunan shareholder, pidato, brosur, film dan scipts slide-slow, artikel publikasi perdagangan, iklan institusional, dan materi-materi pendukung teknis lainnya

• Hubungan Media dan Penempatan Media: mengkontak media koran, majalah, suplemen mingguan, penulis freelance, dan publikasi perdagangan agar mereka memublikasikan atau menyiarkan berita dan feature tentang organisasi yang ditulis oleh organisasi itu sendiri atau oleh orang lain. Merespons permintaan infromasi oleh media, memverifikasi berita, dan membuka akses ke sumber otoritatif

 Riset: mengumpulkan infromasi tentang opini publik, tren, isu yang sedang muncul, iklim politik dna peraturan-peraturan perundangan, liputan media, opini kelompok kepentingan dan pandangaan-pandangan lain berkenaan dengan stakeholder organisasi. Mencari database di internet, jasa online, dan data pemerintah elektronik. Mendesain riset program, melakukan survei, dan menyewa perusahaan riset

• Manajemen dan Administrasi: Pemrograman dab perencanaan dengan bekerja sama manager lain; menentukan kebutuhan, menentukan prioritas, mendefinisikan publik, setting dan tujuan, dan mengembangkan strategi dan taktik. Menata personel, anggaran, dan jadwal program

• Konseling: memberi saran kepada manajemen dalam masalah sosial, politik, dan peraturan, berkonsultasi dengan tim manajemen mengenai cara menghindari atau merespons krisis; dan bekerja bersama pembuat keputusan kunci untuk menyusun strategi untuk mengelola atau merespons isu-isu yang sensitif dan kritis

• Acara Spesial: mengatur dan mengelola konferensi pers, lomba lari 10K, konvensi, open house, pemotongan pita dan grand opening, perayaan ulang tahun, acara pengumpulan dana, mengunjungi tokoh terkemuka, mengadakan kontes, program penghargaan, dan kegiatan khusus lainnya.

• Pidato: tampil di depan kelompok, melatih orang untuk memberikan kata sambutan dan mengelola biro juru bicara untuk menjelaskan platfom organisasi di depan audien penting.

• Produksi: membuat saluran komunikasi dengan menggunakan keahlian dan pengetahuan multimedia, termasuk seni, tipografi, fotografi, tata letak, dan computer desktop publishing; perekaman audio dan video dan editing, dan menyiapkan presentasi audiovisual

• Training: mempersiapkan eksekutif dan juru bicara lain untuk menghadapi meda dan tampil di hadapan publik. Memberi petunjuk kepada ornag lain dalam organisasi untuk meningkatkan keahlian menulis dan berkomunikasi. Membantu memperkenalkan perubahan kultur, kebijakan, struktur, dan proses organisasional

• Kontak: sebagai penghubungan(liason) dengan media, komunitas, dan kelompok internal dan ekternal lainnya. Sebagai mediator antara organisasi dan stakeholder penting dengan bertugas untuk mendengarkan, menegosiasikan, mengelola konflik, dan menjalin kesepakatan. Sebagai tuan rumah dengan melakukan pertemuan dan jamuan untuk tamu dan pengunjung.

kelompok 5 :

1.Eni . S             D1610031
2.Maria . K        D1610051
3.Paramitha .      D 1610061