Kebudayaan Jawa, Kepercayaan Masyarakat Jawa
Falsafah kebudayaan jawa yaitu keselarasan, keserasian, dan keseimbangan karena pada dasarnya ketiga unsur tersebut saling berkaitan satu sama lain. Ketiga unsur tersebut akan selalu melekat sepanjang sejarah kehidupan manusia karena kebudayaan ini selalu mengakar sejak dulu di kehidupan masyarakat jawa. Hal itu bisa terjadi karena ketiga unsur tersebut bersifat fleksibel, yang artinya mudah menyatu dengan kehidupan manusia .
Salah satu contoh kebudayaan masyarakat jawa adalah masyarakat asli jawa, mempercayai adanya kehidupan yang tak kasat mata, selain kehidupan manusia, hal ini terjadi karena kebudayaan asli Jawa yang bersifat transendental lebih cenderung pada paham animisme dan dinamisme. Masyarakat jawa mempercayai adanya suatu kekuatan ghaib, yang dapat membantu mereka. Hal ini bisa di buktikan dari peninggalan-peninggalan nenek moyang masa lampau seperti, dolmen tempat untuk memuja dan memberikan sesajen untuk para dewa-dewa.
Walaupun agama islam sudah mulai berkembang pada awal abad ke 13. Masyarakat asli Jawa, mempercayai kehidupan-kehidupani yang berbau mistik. Dunia mistik yang sudah menjadi ajaran selama ribuan tahun di pulau Jawa ini dikenal dengan nama kejawen. Kejawen merupakan suatu konsep hidup yang melingkupi lahir batin material spiritual. Menurut pandangan para ahli, definisi kejawen adalah suatu kepercayaan tentang pandangan hidup yang diwariskan dari para leluhur.
Karena kebudayaan jawa memiliki sifat yang fleksibel, maka masyarakat jawa dengan mudah merimanya. Dengan cara mengalihkan dari pandangan yang bersifat mistis berubah menjadi spritual tasawuf.
Kejawen adalah sebuah kepercayaan yang terutama dianut oleh suku Jawa. Nama kejawen bersifat umum, biasanya karena bahasa pengantar ibadahnya menggunakan bahasa Jawa. Dalam konteks umum, kejawen bukanlah agama.
Penganut ajaran kejawen biasanya tidak menganggap ajarannya sebagai agama dalam pengertian sebagai Agama monoteistik, seperti Islam atau Kristen, tetapi lebih melihatnya sebagai seperangkat cara pandang dan nilai-nilai yang dibarengi dengan sejumlah laku. Ajaran kejawen tidak terpaku pada aturan yang ketat dan menekankan pada konsep keselaarasan dan keseimbangan lahir batin.
Dalam budaya Jawa pandangan hidup lazim disebut ilmu kejawen atau yang dalam kesusastraan Jawa dikenal pula sebagai Ngelmu Kesampurnan. Wejangan tentang Ngelmu Kesampurnan Jawa ini termasuk ilmu kkebatinan atau dalam filsafat Islam disebut dengan tasawuf atau sufisme. Orang Jawa sendiri menyebutkan suluk atau mistik. Sebenarnya kejawen bukan aliran agama, tetapi adat kepercayaan, karena di sana terdapat ajaran yang berdasarkan kepercayaan terhadap Tuhan dari puncak-puncak teologi Islam, Hindu dan Budha. Lebih tepat lagi mungkin disebut pandangan hidup atau filsafat hidup.
Perubahan besar pada kebudayaan jawa terjadi setelah masuknya agama Hindu-Budha yang berasal dari India berabad-abad lamanya mempengaruhi tanah Jawa. Kebudayaan India secara riil mempengaruhi dan mewarnai kebudayaan Jawa, seperti sistem kepercayaan, kesenian, kesusastraan, astronomi, mitilogi dan pengetahuan umum, yang sudah berlangsung ribuan tahun.
Kejayaaan Hindu-Budha mulai menyusut setelah kekuasaan kerajaan Majapahit berkhir dan agama Islam yang berpaham tauhid menyebar dengan munculnya kerajaan islam pertama di jawa, Kerajaan Demak. Para wali dan ulama mendominasi pembentukan karakter religiusitas orang Jawa.
KEBUDAYAAN BALI..
Provinsi
bali merupakan salah satu provinsi yang cukup terkenal di Indonesia
karena merupakan salah satu aset devisa negara Indonesia yang cukup
tinggi di bidang pariwisatanya. Ibukota Provinsi Bali adalah Denpasar.
Provinsi
bali sendiri tidak hanya terdiri dari pulau (dewata) Bali saja, namun
juga terdiri dari banyak pulau yang lain, contohnya pulau Nusa Penida,
Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan lain – lain.
Provinsi Bali secara astronomis terletak di 8° LS dan 115° BT. Daerah ini masih memiliki iklim tropis seperti Provinsi lainnya di Indonesia.
Secara
geografis provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur, dan Selat
Bali di sebelah barat, Laut Bali di sebelah utara, samudera hindia di
sebelah selatan, dan Selat Lombok di sebelah timur.
Penduduk Bali terdiri dari dua, yaitu penduduk asli Bali atau disebut juga Bali Aga (baca :bali age)
dan penduduk bali keturunan Majapahit. Sedangkan kebudayaan Bali
memiliki kebudayaan yang khas karena secara belum terpengaruhi oleh
budaya lain.
Agama
Penduduk
Bali Asli dulunya merupakan penganut kepercayaan yang percaya kepada
alam, namun setelah melalui proses adaptasi dari Penduduk keturunan
Majapahit, umumnya penduduk bali beragama Hindu, walaupun sekarang ini
sudah banyak juga penduduk Bali yang beragama lain. Kepercayaan Hindu di
Bali sedikit berbeda dengan kepercayaan Hindu yang berasala dari
kerajaan Majapahit yang mulanya berawal dari India, karena kebudayaan
Bali telah melalui proses adaptasi dari dua macam penduduk tersebut.
MASYARAKAT
Penduduk bali, memiliki rukun warga yang disebut Banjar yang memiliki kepala Banjar dengan sebutan Kelihan.
Masyarakat
Bali yang pada umumnya beragama Hindu, memiliki beberapa adat istiadat
yang khas setiap tahunnya. Seperti kebiasaan Nyepi yang diadakan tiap
Tahun baru Saka.
Pada
hari tersebut, tiap – tiap orang wajib untuk tidak meninggalkan rumah,
beraktifitas, dan tidak boleh menyalakan perangkat elektronik lainnya.
Jika hal tersebut tidak ditaati, maka ada polisi adat yang bertugas mengurus hal – hal tersebut yang disebut pecalang.
Penduduk bali juga umumnya masih menggunakan sistem kasta dalam upacara – upacara adat, atau keagamaan.
Dimulai dari yang paling tinggi, Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra.
bahasa
Bahasa bali terdiri dari 3 bahasa , yaitu bahasa bali alus (utama), bahasa bali madya, bahasa bali kasar(nista).
Contoh dari bahasa bali dari “makan” untuk ketiga bahasa tersebut dimulai dari yang paling halus adalah Ngiunan, Ngajeng, Medar.
Tentu saja ketiga bahasa tersebut merupakan faktor penting pembeda antara satu kasta dengan yang lainnya.
Karena,
bahasa alus (utama) biasanya dipakai oleh kaum Brahmana, bahasa madya
dipakai oleh Ksatria dan Waisya, dan bahasa bali kasar umumnya dipakai
oleh kaum Sudra.
Kesenian
Kesenian tradisional bali salah satu contohnya adalah tari pendet, tari barong dan rangda, tari kecak.
Tari kecak |
Barong |
Tari Pendet |
Tari Kecak |
Makanan khas
Makanan khas dari bali yang paling terkenal adalah lawar bali.
Yaotu
merupakan daging mentah, darah mentah, kelapa parut , yang biasa kita
jumpai di Jakarta sebagai Urap. Tetapi kalau urap adalah sayur –
sayuran, kalau lawar adalah daging.
Lebih enak jika diberikan sambal.
Ondel-ondel
Ondel-ondel |
Ondel-ondel
merupakan hasil dari kebudayaan Betawi yang berupa boneka besar yang
tingginya mencapai sekitar ± 2,5 m dengan garis tengah ± 80 cm, boneka
ini dibuat dari anyaman bambu yang dibuat agar dapat dipikul dari dalam
oleh orang yang membawanya.
Boneka tersebut dipakai dan dimainkan oleh orang yang membawanya. Pada
wajahnya berupa topeng atau kedok yang dipakaikan ke anyaman bamboo
tersebut, dengan kepala yang diberi rambut dibuat dari ijuk. Wajah
ondel-ondel laki-laki biasanya di cat dengan warna merah, sedangkan yang
perempuan dicat dengan warna putih.
Jenis
pertunjukan ini diduga sudah ada sebelum tersebarnya agama Islam di
pulau Jawa dan juga terdapat di berbagai daerah dengan pertunjukkan yang
sejenis. Di Pasundan dikenal dengan sebutan Badawang, di Jawa Tengah
disebut Barongan Buncis, sedangkan di Bali dikenal dengan nama Barong
Landung.
Awal
mulanya pertunjukan ondel-ondel ini berfungsi sebagai penolak bala dari
gangguan roh halus yang mengganggu. Namun semakin lama tradisi tersebut
berubah menjadi hal yang sangat bagus untuk dipertontonkan, dan
kebanyakan acara tersebut kini di adakan pada acara penyambutan tamu
terhormat, dan untuk menyemarakkan pesta-pesta rakyat serta peresmian
gedung yang baru selesai dibangun.
Disamping
untuk memeriahkan arak-arakan pada masa yang lalu biasa pula mengadakan
pertunjukan keliling, “Ngamen”. Terutama pada perayaan-perayaan Tahun
Baru, baik masehi maupun Imlek. Sasaran pada perayaan Tahun Baru Masehi
daerah Menteng, yang banyak dihuni orang-orang Kristen.Pendukung utama
kesenian ondel-ondel petani yang termasuk “abangan”, khususnya yang
terdapat di daerah pinggiran kota Jakarta dan sekitarnya.
Musik yang mengiringi ondel-ondel tidak tertentu, tergantug dari asing-masing rombongan. Ada yang diiringi tanjidor,
seperti rombongan ondel-ondel pimpian Gejen, kampong setu. Ada yang
diiringi dengan pencak Betawi seperti rombongan “Beringin Sakti”
pimpinan Duloh, sekarag pimpinan Yasin, dari Rawasari. Adapula yang
diirig Bende, “Kemes”, Ningnong dan Rebana ketimpring, seperti rombogan
ondel-ondel pimpinan Lamoh, Kalideres. Ondel-ondel betawi tersebut pada
dasarnya masih tetap bertahan dan menjadi penghias di wajah kota
metropolitan Jakarta.Kwlompok 5 :
1. Enni S D1610031
2 Maria S D1610051
3. Paramitha D D1610061
Tidak ada komentar:
Posting Komentar