Di era globalisasi saat ini, peran Public Relations (PR) sangat
dibutuhkan baik di instansi pemerintahan maupun swasta. Hal ini
dikarenakan fungsi PR berfungsi untuk membentuk citra positif sebuah
organisasi di mata khalayak.
Demikian dikatakan praktisi PR yang bekerja di Image Dynamics
Communications Consultant Jakarta, Rizka Laya, Jumat (7/9) kemarin.
Rizka sengaja didatangkan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan”
(STIK-P) sebagai pembicara pada kegiatan Pendidikan Pembekalan
Mahasiswa Baru (PPMB) kampus tersebut.
Rizka menambahkan bahwa seorang PR harus memenuhi beberapa kriteria, di antaranya Passionate yang artinya memiliki hasrat dalam menjalankan pekerjaannya, Respectful
artinya peduli dan tanggung jawab terhadap pekerjaan, Practical artinya
PR harus terus berlatih dan tidak cepat berpuas diri, dan terakhir PR
harus Proactive alias memiliki sifat ingin tahu serta always positive thinking.
Dengan perkembangan waktu dan tuntutan zaman, banyak kendala perusahaan yang menjadi sorotan publik. Apalagi jika berbeda pendapat dengan publik, maka perusahaan atau instansi pemerintahan akan butuh figur yang mampu menghadapi situasi, memberi solusi, dan mengambil keputusan.
“PR merupakan profesi yang memiliki prospek baik ke depannya. Makanya tak jarang, kita juga melihat di perusahaan kecil membutuhkan PR untuk mengangkat citra mereka. Tak hanya itu, PR harus menguasai pengetahuan tentang bidang yang ditekuninya, karena menjadi salah satu ujung tombak sektor industri untuk bersaing dalam era globalisasi sekaligus menyampaikan pesan kepada publik dengan tepat dan benar,” ujarnya.
Rizka juga mengatakan banyak orang yang berpikir bahwa PR merupakan pekerjaan sepele. Tapi seiring berkembangnya zaman, PR semakin dibutuhkan. Selain itu, untuk menjadi PR andal, seseorang harus mempertajam kompetensi dengan area positioning, personality, dan proposition sesuai buku Tom Brannan berjudul 'Integrated Marketing Communication'.
“Dalam hal positioning, PR dituntut menetapkan posisi klien. Hal ini membutuhkan kemampuan strategic analysis yang baik. Sementara itu, kompetensi di bidang personality diperlukan untuk mendefinisikan image klien yang akan dibawa kepada publik,” tutupnya.
Dengan perkembangan waktu dan tuntutan zaman, banyak kendala perusahaan yang menjadi sorotan publik. Apalagi jika berbeda pendapat dengan publik, maka perusahaan atau instansi pemerintahan akan butuh figur yang mampu menghadapi situasi, memberi solusi, dan mengambil keputusan.
“PR merupakan profesi yang memiliki prospek baik ke depannya. Makanya tak jarang, kita juga melihat di perusahaan kecil membutuhkan PR untuk mengangkat citra mereka. Tak hanya itu, PR harus menguasai pengetahuan tentang bidang yang ditekuninya, karena menjadi salah satu ujung tombak sektor industri untuk bersaing dalam era globalisasi sekaligus menyampaikan pesan kepada publik dengan tepat dan benar,” ujarnya.
Rizka juga mengatakan banyak orang yang berpikir bahwa PR merupakan pekerjaan sepele. Tapi seiring berkembangnya zaman, PR semakin dibutuhkan. Selain itu, untuk menjadi PR andal, seseorang harus mempertajam kompetensi dengan area positioning, personality, dan proposition sesuai buku Tom Brannan berjudul 'Integrated Marketing Communication'.
“Dalam hal positioning, PR dituntut menetapkan posisi klien. Hal ini membutuhkan kemampuan strategic analysis yang baik. Sementara itu, kompetensi di bidang personality diperlukan untuk mendefinisikan image klien yang akan dibawa kepada publik,” tutupnya.
Kelompok 1:
Arindita (D1610009)
Gitaloka (D1610037)
Selvi (D1610073