Barangkali anda sudah sering mendengar bahwa Public Relations itu
sesuatu yang strategik bagi perusahaan karena tugas utamanya adalah
membangun citra (image) positif perusahaan maupun produk. Namun, pada
saat yang sama, barangkali anda juga sering melihat bahwa peran humas
pada praktiknya seringkali diabaikan oleh direksi, atau bahkan dianggap
di bawah marketing. Namun di era Web 2.0, era online social media, era
di mana konsumen melakukan percakapan secara horisontal satu sama lain
di dunia maya, sudah jelas bahwa peran PR jauh lebih penting ketimbang
marketing. Itulah intisari yang saya sampaikan dalam seminar sehari
bertajuk Sharpening Your Online Public Relations Strategy, di
Ritz-Carlton Jakarta, Kamis 19 Maret 2009.
Seminar yang dihadiri lebih dari 150 peserta dari berbagai perusahaan
ini memang membahas peran PR di dunia online, terutama di tengah
merebaknya tren komunikasi horisontal antar konsumen melalui social
media serta makin derasnya penetrasi smartphone seperti Blackberry. Di
social media seperti Facebook, Friendster, Twitter, Multiply, Flickr dan
lainnya, pendekatan iklan yang biasanya dilakukan para marketer nyaris
tidak memberikan hasil. Di medium yang lebih menekankan pada percakapan
antar pengguna ini para marketer kesulitan mencari bentuk iklan yang
tepat untuk menarik perhatian pengguna. Itu sebabnya, meski berkembang
pesat, pengelola social media, terutama Facebook terus berusaha
mengoptimalkan situs social medianya agar ampuh untuk beriklan mengingat
iklanlah sumber pendapatan utama mereka.
Marketer pun matikutu jika harus beriklan di pengguna smartphone
semacam BB, lantaran hingga hari ini belum ada model bisnis yang disukai
oleh pengguna maupun pemasang iklan. Mereka yang browsing portal penuh
iklan seperti Detik.com di versi mobilenya tidak akan mendapatkan
banner-banner iklan sebagaimana yang terpampang di versi desktopnya.
Itulah sebabnya, pendekatan paling tepat untuk konsumen di social
media yang maunya melakukan konversasi secara horisontal dan pengguna
smartphone yang bebas iklan, adalah pendekatan Public Relations, bukan
iklan.
Kelompok 1:
Arindita (D1610009)
Gitaloka (D1610037)
Selvi (D1610073)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar