Ada sebuah adegan menarik dalam film
“in Her Shoes” yang dibuat tahun 2005. di film itu, Cameron Diaz yang berperan
sebagai Maggie, membongkar lemari sepatu tempat saudara perempuannya Rose
(diperankan Toni Colette) menyimpan sepatu sepatu eksotis. Saat dia mengenakan
sebuah sepatu stiletto didepan Rose, Maggie berkata: ”Aku selalu mendapatkan
sesuatu dari sepatu sepatu ini!. Saat aku sedang sedih, aku akan berusaha
mempercantik diriku. Pakaian bagus tak membuatku lebih baik, makanan enak bisa
membuatku gemuk, tapi sepatu.. selalu berhasil ”
Pernyataan ini adalah penyataan yang tepat untuk sebuah
sepatu Stiletto.
Sepatu stiletto adalah sepatu dengan
ukuran hak tinggi yang sangat kecil dan tipis. Biasanya tinggi tumitnya antara
10 sampai 15 sentimeter. Sejak lama sepatu jenis ini terkenal sebagai sepatu
yang meningkatkan sensualitas dan pesona seorang wanita. Apalagi sepatu jenis ini sudah
sejak lama dikaitkan dengan erotisme. Sepatu hak super tinggi ini membentuk
betis dan bokong mereka yang memakainya menjadi lebih indah. Bagian pinggang
kebawah itu akan menegang, dan memberi kesan sensual, yang diperlukan untuk
menjaga keseimbangan agar dapat berjalan tanpa terjatuh.
Seperti kata-kata Maggie,
untuk mempercantik diri, sepatu ini selalu berhasil.
Tak
ada yang tahu siapa dan kapan pertama kali Stiletto dibuat, tetapi sepatu
berhak tinggi sudah ada sejak dulu. Wanita-wanita di Venezia, sudah mengenakan
sepatu berhak tunggal yang tingginya bisa mencapai 50 centi. Sepatu ini disebut
Chopine. Selain mempertinggi tubuh pemakainya, Chopine juga berguna untuk
menghindari genangan. Masalahnya, pengguna Chopine hanya dapat berjalan dengan
dituntun seorang pelayan. Napoleon Bonaparte, juga tercatat sebagai pengguna
sepatu berhak tinggi.
Tapi Stiletto bukan sekedar sepatu
ber hak super tinggi. Stiletto adalah sepatu dengan hak super tinggi yang kurus
dan ramping, yang bisa membuat pemakainya terlihat lebih sensual dan menggoda.
Sederhananya; Stiletto gives women
killer look. Namanya sendiri diduga diambil dari bahasa
Yunani; “Stylos” yang berarti pilar penyangga. Pendapat lain mengatakan bahwa
nama Stiletto diambil karena hak sepatu ini –yang panjang, ramping dan tipis-
mirip dengan senjata khas Italia yang disebut pisau belati logam tipis Stiletto
yang terkenal sebagai alat pembunuh yang Silent
and deadly.
Analogi yang sama seperti wanita
cantik yang mengenakan sepatu stiletto.
Ada
beberapa fakta menarik tentang Stiletto. Sepatu
bertumit super tinggi ini tercatat pertama kali muncul secara resmi pada pernikahan
Catherine de Medici, dengan Henry, Duke of Orleans, di Italia pada tahun 1533.
Catherine adalah wanita mungil yang tingginya hanya 150 centimeter, sementara
Henry sang Duke of Orleans tergolong jangkung bahkan bagi orang Eropa saat itu.
Stiletto itu mampu mengembalikan kepercayaan diri Catherine, hingga ia bisa
menikah dengan Henry. Kabarnya
Stiletto Catherine de Medici adalah hasil karya jenius dari seniman Leonardo Da
Vinci.
Sejak itu, Sepatu ber hak super
tinggi menjadi trend dikalangan bangsawan Eropa. Biasanya stiletto diberi
hiasan batu permata dan emas berlian, sehingga menjadi sangat mahal. Pada akhir
abad ke 18, Marie Antoinette dari Prancis selalu memakai hak tinggi minimal 5
sentimeter, bahkan sampai pada saat ia di eksekusi mati. Pada masa revolusi Prancis, sepatu hak tinggi
dianggap sebagai lambang kemewahan dan borjuasi. Apalagi penggunaan hak tinggi memang tidak cocok dengan kehidupan
keras rakyat jelata yang umumnya bertani dan beternak.
Perancang sepatu Prancis Andre
Perugia, merancang stiletto modern pertama yang berhasil di foto. Perugia
merancangnya untuk Mistinguett, penyanyi Paris pada 1940-an. Ia dianggap
sebagai salah satu perancang yang melestarikan Stiletto dalam dunia mode. .
Di masa modern Stiletto itu
dihidupkan kembali melalui di koleksi Christian Dior (1905 -1957) dan perancang
sepatu terkenal Roger Vivier (1913 – 1998). Stiletto karya perancang Salvatore
Ferragamo (1898 – 1960), bahkan dianggap sebagai salah satu penyebab Marilyn
Monroe (1926-1962) memiliki gaya jalan yang sangat seksi. Sebenarnya, baru pada
akhir 1950an tehnologi mampu menciptakan Stiletto yang dikenal saat ini, dengan
menyisipkan baja tipis dibagian tumit tinggi. Sebelumnya Stiletto sulit dibuat
lebih tinggi dari 7 sentimeter karena haknya terlalu kecil.
Stiletto
mengharuskan pemakainya untuk berdiri berjinjit saat berjalan. Ketidaknyamanan
dan rasa sakit saat memakai stiletto sudah melegenda, tapi toh masih banyak
wanita yang memilih memakai Stiletto dan menahan rasa sakitnya.
Kenapa
wanita tetap memakai Stiletto meskipun tahu bahaya dan rasa sakitnya?
Jawabannya sederhana. Stiletto membuat mereka merasa lebih mempesona.
Sepatu
hak super tinggi memperbaikji bentuk postur pemakainya Bagian belakang yang
tinggi, membuat betis tertarik sehingga tampak lebih ramping. Begitu juga
bagian pantat dan paha. Saat berjalan, bahu terpaksa tegak untuk mengimbangi
kontraksi di bagian tulang punggung dan kaki bawah..Otot pinggang dan pinggul
dipaksa bekerja lebih keras demi keseimbangan. Tindakan penyeimbangan itu
membuat pinggul dan pantat itu mengeras, dan bergoyang secara sensual. .
Dunia
kedokteran menganggap Stiletto sebagai salah satu alat yang dapat menyebabkan
kerusakan pada tendon dan memunculkan nyeri serius di punggung dan kaki. Sepatu
hak super tinggi ini tidak memiliki dukungan yang tepat untuk kaki Anda dan
menyebabkan kaki dibentuk dalam cara yang tidak wajar. beban yang ditanggung
oleh pengguna stiletto juga dapat menyebabkan kerusakan permanen pada struktur
internal kaki dan cedera kaki eksternal, bahkan juga cedera tulang belakang
yang fatal..
Sederhananya
selain membuat seorang wanita memiliki killer
looks , stiletto juga benar benar bisa menjadi alat
pembunuh untuk penggunanya. Bahayanya mungkin setara dengan pisau Stiletto yang
legendaris itu.
Seperti
semua hal, Stiletto ada positif maupun negatifnya. Silahkan anda masing masing
memutuskan, kapan seorang wanita harus mementingkan kecantikan, atau
kesehatan.
Kelompok 1:
Arindita (D1610009)
Gitaloka (D1610037)
Selvi (D1610073)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar